Thursday, May 8, 2008

Kitab-Kitab Tafsir al-Qur'an Lokal II

3. An-Nur karya Hasbi Ash-Shiddqi

Tafsir an-Nur adalah tafsir karangan Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddiqi, seorang ulama asal Aceh. Ia menulis tafsirnya sejak tahun 1952 hinggatahun 1961 di sela-sela kesibukannya mengajar, menjadi dekan fakultas Syariah IAIN dan menjadi anggota konstituente dari partai Masyumi.

Latar belakang penulisan tafsir ini, karena ia melihat banyak umat Islam Indonesia yang mulai tertarik untuk mendalami ajaran Islam, termasuk tafsir al-Qur'an. Tapi sayang , kebanyakan di antara mereka tidak menguasai bahasa Arab, padahal kitab-kitab tafsir umumnya berbahasa Arab.

Sistem penulisan tafsir ini pertama-tama menyajikan pengantar umum bagi setiap surat. Dengan menghubungkan hal-hal yang menghubunngkan sebuah surat dengan surat sebelumnya. Kemudian menyebutkan satu , dua, atau tiga ayat al-Qur'an yang mengandung satu pembahasan. Kemudian ayat tersebut diterjemahkan maknanya dengan cara yang mudah dipahami. Setelah itu barulah Hasbi menafsirkan inti dari ayat-ayat tersebut.Selanjutnya ia menyebutkan ayat-ayat lain yang mengandung pembahasan yang sama. Terakhir untuk lebih memudahkan memahami maksud ayat-ayat itu ia menyebutkan asbabun-nuzulnya.

Dalam menulis tafsirnya, Hasbi merujuk kepada kitab-kitab tafsir induk, terutama: tafsir Ibnu Katsir, tafsir al-Mannar, tafsir al-Qasimy, tafsir al-Maraghy,dan tafsir al-Wadlih. Sementara dalam menerjemahkan ayat ke dalam bahasa Indonesia ia berpedoman pada tafsir Abu Su'ud, tafsir Shiddieq Hasan Khan dan tafsir al-Qasimy. Materi tafsir yang terdapat dalam An-nur, Hasbi sarikan dari tafsir-tafsir mu'tabar, terutama dari tafsir al-Maraghy. Sementara dalam menerangkan ayat-ayat yang sedang ditafsirkan Hasbi berpedoman pada tafsir Ibnu Katsir, karena Ibnu Katsir banyak menafsirkan ayat dengan ayat.Tahun 1995 tafsir an-Nur diterbitkan oleh Pustka Rizki Putra Semarang dalam lima jilid.

4. Al-Misbah karya Quraish Shihab

Tafsir al-Misbah adalah karya Quraish Shihab, seorang Doktor Tafsir lulusan Al-Azhar, Mesir. Tafsir ini mulai ditulis pada tanggal 04 Rabi'ul Awwal tahun 1420 H, bertepatan dengan tanggal 18 Juni tahun 1999. Maka dibanding dengan tiga tafsir sebelumnya, al-Misbach adalah tafsir terkini. Saat itu Quraish sedang bermukim di Mesir sebagai Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Somalia dan Jibuti.

Tafsir al-misbach terdiri dari 15 volume, setiap volumenya terdiri dari beberapa surat. Dalam pengantarnya tafsirnya, Quraish menjelaskan mengenai makna dan pentingnya tafsir bagi seorang Muslim. Ia juga menjelaskan bahwa tafsir yang ia tulis tidak sepenuhnya hasil ijtihad dirinya. Akan tetapi merupakan saduran dari beberapa tafsir terdahulu, seperti tafsir Tanthawi, tafsir Mutawali' Sya'rawi, tafsir fi dzilalil qur'an, tafsir Ibnu 'Asyur, dan tafsir Thabathaba'i. Namun menurut Quraish,tafsir yang paling berpenagruh dan banyak dirujuk dalam al-Misbach adalah tafsir Ibrahim Ibn 'Umar al-Biqa'i, seorang mufasir asal Lebanon yang meninggal pada tahun 1480 M. Tafsir inilah yang menjadi bahan disertasinya ketika ia menyelesaikan Doktornya
di Al-Azhar.

Dalam menulis tafsirnya,Quraish memberikan pengantarnya lebih dahulu pada awal setiap surat yang berisi tujuan dan tema pokok surat tersebut.Karena menurutnya jika seseorang sudah mampu memahami tema pokok sebuah surat, maka secara umum ia dapat memahami pesan utama setiap surat.

Kemudian ia membagi surat kepada beberapa kelompok ayat. Al-Fatihah umpamanya ia bagi menjadi kedua kelompok ayat,kelompok pertama ayat 1-4 sedangkan kelompok kedua ayat 5-7, pembagian ayat itu didasarkan kepada adanya keterkaitan antar ayat.

Tafsir al-Misbach mendapat respon yang bagus dari masyarakat. Bulan September 2007 tafsir ini mengalami delapan kali cetak ulang.

Sumber : Majalah Hidayatullah Edisi I /XXI / MEI 2008

1 comments:

fajarfaqih said...

info bagus mas... makasih ^__^

Post a Comment

 

Design by Amanda @ Blogger Buster