Tuesday, July 22, 2008

Delapan Kitab Penjelasan Shahih Al Bukhari

Delapan Kitab Penjelasan Shahih Al Bukhari

Hadist riwayat Imam Bukhari sangat sering dijadikan rujukan umat Islam.Sayangnya, tak banyak umat Islam yang mengetahui kitab-kitab penjelasannya.

Sumber hukum Islam kedua dalam Islam adalah Hadist,ucapan maupun perbuatan Rasulullah Shallahu’alaihi wassalam(SAW).Banyak ulama yang meriwayatkannya Hadist-Hadist Rasullah.Sebut saja Imam Bukhari.

Untuk mencerna maksud ribuan Hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari itu,beberapa ulama membuat penjelasan(syarh) dalam kitab-kitabnya. Ada delapan kitab syarh Hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari.

1.A'lam As Sunan
Merupakan syarh (penjelasan) Shahih Bukhari pertama, yang ditulis oleh Iman al Khitabi (388 H), seorang ulama Hadist dan fikih yang berasal dari Kabul Afganistan.

Manuskrip (tulisan tangan) kitab ini, terdiri dari dua jilid,dengan jumlah 1500 halaman.Di samping dikenal dengan nama A’lam as Sunan, ada juga yang menyebut kitab ini dengan Tafsir Ahadist al Jami’ as Shahih li al Bukhari.

Seorang sarjana Muslim, Dr. Yusuf al Kattani,telah melakukan tahqiq (studi manuskrip) terhadap karya ini. Karena termasuk karya langka, beliau bisa mendapatkan manuskrip A’lam as Sunan atas bantuan beberapa ulama Afganistan.

Manuskrip lain juga ditemukan di perpustakaan Rabat Maroko no. 1180, juga di beberapa perpustakaan di Istambul Turki. Dar Ibnu Hazm Beirut menggabungkan kitab ini dengan Sunan Abu Dawud, yang dicetak pada tahun 1997.

2.Syarh Ibnu Batthal
Tidak ada nama khusus bagi syarh ini. Oleh karena itu,populer dengan nama Syarah Shahih al Bukhari li Ibni Batthal. Abu Tamim Yasir bin Ibrahim, meyebutkan bahwa Syarh Ibnu Batthal termasuk syarah Shahih al Bukhari awal, karena diketahui bahwa Ibnu Bathal sendiri wafat pada 499 H.

Ibnu Batthal juga menukil pendapat dari para ulama yang jarang dinukil,seperti Ibnu Jarir at Thabari, Ibnu al Mundzir, Ismail bin Ishaq dan Ibnu Al Qishar.

Beliau juga menyebutkan atsar dari para sahabat dan tabi’in dalam menafsirkan ayat dan Hadist dalam Shahih Bukhari,juga menyebutkan pendapat para salaf dalam masalah khilaf, serta menyebutkan pendapat yang beliau rajihkan.

3.Kawakib Ad Durari
Kitab ini ditulis oleh Imam Karmani (768 H).Beliau memperoleh nama kitab ini setelah melakukan tawaf di Baitullah.Beliau menulis kitab ini karena merasa bahwa saat itu belum ada yang menulis syarh Shahih Bukhari yang lengkap, sebagaimana yang telah beliau katakan katakan dalam mukadimah kitab.

Kawakib ad Durari adalah kitab yang paling banyak dirujuk oleh Ibnu Hajar dalam Fathul al Bari serta Badrudin al Aini dalam Umdah al Qari. Ibnu Hajar mengatakan bahwa Kawakib ad Durari adalah syarah Shahih Bukhari yang amat bermanfaat.

Kitab ini tergolong cukup besar. Terdiri dari 25 Juz, yang telah dijadikan menjadi tujuh jilid oleh penerbit Mesir , Tab’ah al Mishriyah.

Sepereti beberapa kitab syarh yang lain, Kawakib ad Durari menjelaskan judul,para periwat,serta makna dari matan (isi periwatan) Hadits, masalah fikih, serta permasalahan furu’. Disamping memuji buku ini,Ibnu Hajar juga mengkritik, Imam Karmani yang menukil dari buku, bukan dari para ulama dan guru.

4.Fathul Al Bari
Ditulis oleh Hafidz Ibnu Hajar al Atsqalani (852 H).Tenggat waktu penulisan mukaddimahnya yang bernama Hayyu ad Sari telah memakan waktu lima tahun, dan beliau membutuhkan waktu 25 tahun untuk menyelesaikan seluruhnya.

Kitab ini mendapatkan kritikan dari Badruddin al Aini, muhaddist yang hidup semasa Ibnu Hajar. Kritikan itu ditulis al ’ Aini dalam Umdah al Qari, yang juga merupakan salah satu dari kitab-kitab yang men-syarh Shahih Bukhari. Tapi, kritikan itu telah dijawab oleh Ibnu Hajar dalam karya beliau al Istinshaf ’Ala ’Atha’in al ’Aini.

Fathul al Bari adalah syarh Shahih Bukhari yang paling banyak dikenal dan dirujuk oleh para penuntut ilmu keislaman hingga saat ini. Maka tidaklah mengherankan jika kitab ini dijuluki sebagai ”Qomus as Sunnah” alias kamusnya Sunnah. Dalam Fathul al Bari, Ibnu hajar disamping menjelaskan makna-makna dalam Hadits, beliau juga menjelaskan makna bab, asbab al wurud, kesimpulan hukum dari Hadits tersebut, serta khilaf para ulama dari masalah hukum yang berhubungan dengan Hadist itu.

Tidak hanya itu, beliau juga menghukumi derajat hadits-hadits yang berada di kitab lain yang serupa atau yang memiliki hubungan dengan Hadits dalam Shahih Bukhari.

5.Umdah Al Qari
Ditulis oleh Badru ad Dien al Aini (855 H), seorang ulama Madzhab Hanafi yang memiliki hubungan amat dekat dengan Ibnu Hajar al Atsqalani. Dalam Umdah al Qari, al Aini mengkritik Fathu al Bari. Beliau juga lebih mengutamakan Umdah al Qari, dibanding dengan syarh Bukhari sebelumnya.

Dalam Umdah al Qari, al Aini juga mengkritik khutbah Ibnu Hajar dalam mukadimah Fathu al Bari dan hal dijawab oleh beliau dalam Intiqadhul I’tirah, yang belum sempat beliau sempurnakan, karena meninggal. Akan tetapi para ulama menilai bahwa jawaban Ibnu Hajar terhadap kritikan itu amat kuat.

Secara fisik, kitab ini lebih besar dan tebal, jika dibanding dengan Fathul al Bari. Oleh sebab itu, Syeikh al Kautsari, ulama Daulah Utsmaniyah yang bermadzhab Hanafi, berpendapat bahwa Umdah al Qari lebih lengkap dari Fathul al Bari.

6.At Tausyih Ala Al Jami’ As Shahih
Adalah syarh Shahih al Bukhari yang ditulis oleh Imam as Suyuti (911 H), salah seorang hafidz Hadist di era akhir, yang juga menjadi salah satu murid Ibnu Hajar al Atsqalani.

Dalam kitab ini, Imam as Suyuti menjelaskan kata-kata sulit dan asing dalam Hadits Shahih Bukhari, serta menjelaskan perbedaan riwayat Bukhari, serta tambahan riwayat yang berada di luar periwayatan Imam Bukhari.

Penjelasan terhadap Hadits cukup ringkas, sehingga Dar al Kutub al Ilmiyah Beirut menerbitkan karya ini di dalam 5 jilid, dengan jumlah halaman sebanyak 2784, yang diterbitkan pada tahun 2000.

7.Irsyad As Sari
Merupakan ringkasan atas Fathu al Bari dan Umdah al Qari. Ditulis oleh al Qasthalani, ulama madzhab Syafi’i yang wafat pada 923 H.

Irsayd As Sari merupakan rujukan dalam bidang fikih Hadits, dimana penulisnya menjelaskan sanad (jalur periwatan) dan matan (isi periwatan).Termasuk penjelasan akan kosakata,serta hukum yang bisa diambil dari Hadits yang merujuk kepada pendapat ulama dan ahli fikih (fuqaha).

Sebagaimana syarh yang lain, Irsyad as Sari termasuk karya yang amat tebal. Dar al Kutub al Ilmiyah mencetaknya menjadi 15 jilid, dengan jumlah halaman sebanyak 8448. Namun ada penerbit yang menyertakan Syarh Shahih Muslim dalam hamish (catatan kaki) Irsyad as Sari.

8.Faidhu Al Bari
Ditulis oleh Anwar Syah al Kashmiri, muhadits India (1352 H), yang sekaligus guru dari mufti Pakistan, Muhammad Syafi’.

Beliau memiliki kemampuan yang cukup dalam men-syarh Shahih al Bukhari, karena sebelumnya beliau sudah mempelajari dengan detail tentang kitab Shahih al Bukhari tidak kurang kurang dari 13 kali.Disamping itu , beliau juga telah mempelajari dengan seksama syarh Shahih al Bukhari yang telah ditulis sebelumnya yaitu, Fathu al Bari, Umdah al Qari serta Irsyadu As Sari, juga syarh selainnya yang mencapai sekitar 30 judul kitab.

Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah menyebutkan, karena penguasaan beliau terhadap Fathu Al Bari dan Umdah Al Qari, maka kedua kitab itu seakan-akan sudah berada di luar kepala. Dan beliau telah mengajarkan Faidhu al Bari lebih dari 20 kali.

Kitab ini telah dicetak di Mesir pada tahun 1357 H. Akan tetapi, saat ini mulai susah ditemukan.



Sumber :
Majalah Hidayatullah Edisi 03/XXI/Juli 2008
Jumadil Akhir 1429 H

Tuesday, July 15, 2008

ATLAS AL-QURAN DI YAMAN

Yaman termasuk Negara miskin dibandingkan negara-negara Arab lainnya. Namun, ia punya banyak keistimewaan. Beberapa tempat di wilayahnya diabadikan Allah SWT dalam al-Quran. DR Mustafa Luthfi, staf Kedutaan Besar Republik Indoensia (KBRI) di Yaman , bercerita untuk Anda.

Pertama kali menginjakkan kaki di Sana’a , ibu kota Yaman, terbetik dalam benak saya kisah tentara gajah pimpinan Abraham. Dia pernah membuat Ka’bah tandingan di dalam kota kuno Yaman (Babul Yaman). Tujuannya untuk mengalihkan perhatian orang-orang Arab agar tidak mengunjungi Ka’bah di kota suci Makkah. Namun strategi ini gagal, sehingga ia bersama tentaranya menyerang Ka’bah di Mekkah.

Sebagai orang baru, saya menanyakan ke rekan-rekan di kantor KBRI tentang Ka’bah tandingan tersebut. Namun hampir semuanya tidak ada tahu. Akhirnya,setelah mendapat penjelasan dari penduduk setempat,saya bisa temukan bekas Ka’bah tandingan tersebut.

Kabah tandingan itu ternyata tinggal bekasnya saja,dalam bentuk lubang besar bundar yang hanya dipagari kawat berduri. Pada papan namanya tertulis korratul qelis (bangunan bundar). Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah Yaman meninggikan temboknya setelah banyak wisatawan asing mengunjunginya. Tempat tersebut kini berada di bawah perlindungan UNESCO,sebagai satu aset budaya dunia.

Meski Yaman memiliki objek wisata religius, namun tidak banyak dikenal sebagaimana yang ada di Mesir, Yordania, dan Suriah. Mungkin kurangnya promosi, dan disebabkan minimnya dana. Maklum,negeri ini termasuk miskin. Padahal Yaman memiliki sejarah masa lalu yang sangat terkenal.

Negeri ini pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan-kerajaan yang berperadaban tinggi seperti Saba,Osan,Mu’in,Hadramaut Kuno,dan Himyar. Karenanya tak salah jika negeri di ujung tenggara Jazirah Arabia ini disebut negeri nenek moyang Arab.

Di negeri ini dulunya terdapat bendungan yang sangat terkenal bernama Ma’rib. Bendungan ini pernah ambrol yang menyebabkan banjir banding. Sebagian besar penduduknya kemudian mengungsi ke seantero wilayah Arab lainnya.

Selain itu, Yaman juga sering diduduki oleh kerajaan-kerajaan sekitar seperti kerajaan Habashah (Ethiophia sekarang) yang salah satu penguasanya bernama Abrahah.

Peninggalan Bernilai Tinggi

Di Yaman banyak peninggalan-peninggalan yang mempunyai arti penting bagi Islam. Misalkan, tidak jauh dari bekas Ka’bah tandingan,terdapat mesjid pertama yang dibangun pada masa Rasullulah SAW. Beliau sendiri yang memberikan arahan kepada sahabat Wabr Bin Buhenas. Rasullah SAW bersabda, “Bila kamu membangun Mesjid Sana’a, maka jadikanlah ia berada di kanan sebuah gunung bernama Dhein (Riwayat Imam Thabrani dengan sanad hasan dalam kitab Al-Mu’jam Al-Awsat)

Saat itu,tentunya belum ada kompas yang mengatur arah kiblat. Setelah lebih dari 14 abad. Mesjid Sana’a yang oleh warga setempat disebut Al-Jami Al-Kabir terbukti berada sejajar garis lurus dengan Ka’bah yang di Makkah.

Sebagai masjid bersejarah,suara azan dari mesjid ini disiarkan langsung dari radio,untuk menjadi patokan bagi masjid-masjid lainnya hingga saat ini.

Masih ada tempat menarik yang juga diabadikan Allah SWT dalam al-Qur’an,yakni Tanah Gosong. Hingga kini,kawasan ini belum masuk dalam tujuan wisata utama karena sarana ke sana masih sulit. Belum ada jalan aspal yang menyebabkan mobil sedan tidak bisa masuk.

Saya mengetahui Tanah Gosong,yang awalnya sebuah kebun nan subur bukan dari buku wisata, tapi dari kitab tafsir. Kami membaca tafsir Ibnu Katsir yang di dalamnya menerangkan tentang hal itu.

Pemilik kebun nan subur ini ingkar akan nikmat Allah, karena tidak mau lagi memberikan sebagian hasilnya kepada fakir miskin setelah ayah mereka meninggal dunia. Hal ini di abadikan dalam surat al-Qalam ayat 17-33.

Orang setempat menyebutkan ardhul jannah (tanah perkebunan), sebagian lagi menyebutnya ardhul maqruqah (tanah kosong). Walau belum tercantum dalam daftar tujuan wisata di Yaman,setiap orang yang berkunjung ke Yaman tidak lupa mengajak keluarganya ke tempat tersebut. Hal ini dijadikan ibrah (pelajaran) bagi orang-orang yang tidak berzakat atau melalaikan kewajiban terhadap fakir miskin.

Sumber:
Majalah Hidayatullah Edisi 02/XXI Juni 2008

Friday, July 11, 2008

Membuat Printer Network Pada Windows Vista

Beberapa hari yang lalu saya menginstall dua laptop baru.Keduanya minta dibuatkan printer network.Kalau pada windows XP hal tersebut tidak menjadi masalah.Namun berlainan jika dengan Windows Vista.Pada laptop pertama, saya tidak mendapatkan kesulitan namun pada laptop kedua saya begitu sulit untuk menyelesaikannya.

Kesulitan tersebut seperti ketika saya memerintahkan untuk membuat printer network pada dialog box muncul pesan printer sharing not found. Berlainan dengan pada laptop pertama yang saya install sebelumnya,tidak muncul pesan seperti itu bahkan saya berhasil mengcreate beberapa network printer.Setelah saya telusuri apa menyebab hal tersebut bisa terjadi,dan juga membaca ebook yang pernah saya dowload yang berjudul Windows Vista Administration.Ternyata saya tidak temukan solusinya.

Akhirnya saya bertanya pada paman Google dengan keyword "Add printer network in Vista". Dan akhirnya pada beberapa artikel memberikan solusinya diantaranya dengan petunjuk sebagai berikut:Klik Control Panel pilih Printer dan pilih Add Local Printer.Pada kotak dialog box tersebut kita ketikan perintah \\nama komputer\nama printer.Pada langkah kedua inipun saya masih gagal untuk membuat printer network sesuai dengan petunjuk yang saya dapatkan melalui mesin pencari Google. Akhirnya saya merenung sebentar,untuk berpikir penyebab tersebut terjadi. Akhirnya saya putuskan menon aktifkan firewall di komputer Vista yang akan di install printer network tersebut.

Setelah itu mencoba kemabali langkah kedua tersebut dan ternyata berhasil.
Komputer menemukan printer sharing dan proses selanjutnya meminta driver printer dan klik next dan selesai juga proses pembuatan printer network pada Windows Vista.

NB: Harap diperhatikan firewall di Komputer yang akan di install printer network harus dalam kondisi off (tidak di aktifkan).Jika hal tersebut tidak dilakukan Anda akan mengalami kesulitan seperti yang saya alami, seperti tidak menemukan printer yang di sharing.Patch Network tidak di temukan. Karena terblock oleh Firewall.

 

Design by Amanda @ Blogger Buster